Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir
di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar
ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut
budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja
yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.
Meskipun
Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya
tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari
kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada
kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik
Oi!/streetpunk dan juga punk.
Daftar isi
|
Sejarah
Skinhead
merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang
mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda
yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh
setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para
pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian
malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa
tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life
style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada
sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock
Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang
mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja
dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods
kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi
pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau
Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.
Pakaian
Kaum Trads
ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred
Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans,
jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan
rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan
jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena
sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja
berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan
rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan
jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut
pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah
dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah
menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan,
seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari
kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.
Musik
Karena
Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre
atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.
Yang pertama
tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada
awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi
oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu.
Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit
hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya,
para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, oi dan lain sebagainya.
Sehingga kadang-kadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang
penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.
Rasisme
Mereka
mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash
beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka
menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang
tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah
pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan
mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia
dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya
setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white
power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter
Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat
maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo
Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang
berbeda.
Sama dengan
nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah
sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.
Mereka
kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar
tahun 1977
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking